Rabu, Mei 27, 2009

Pengantar Laporan Penelitian Sejarah Kaimana Tahap I oleh Koordinator Tim Sejarah Kaimana


Sesuai dengan Kerangka Acuan Kegiatan Penelitian Sejarah Kaimana selama tiga tahap, kegiatan yang dilakukan pada Tahun Pertama atau Tahap I ini adalah pengumpulan data dan pemetaan sumber-sumber primer sejarah melalui arsip-arsip, baik Arsip Nasional/ANRI (Jakarta) maupun arsip-arsip lainnya seperti Pusat Penerangan TNI-AD, dan lain sebagainya; sumber sejarah lisan yang dapat dikumpulkan melalui wawancara mendalam di berbagai kampung di kabupaten Kaimana; sumber-sumber sekunder berupa laporan, buku dan hasil penelitian tentang masyarakat dan wilayah Kaimana

Dari kunjungan dan cerita-cerita orang tua dan pelaku sejarah, selain memperoleh cerita dari perspektif kampung, kami bisa merasakan lumpur dan sulitnya air, tantangan alam dan waktu yang seperti beku. Cerita-cerita itu akan dipadukan dengan wawancara tokoh dan pelaku sejarah di Kota Kaimana. Sejarah lisan ini akan dijahit dengan data arsip yang dikumpulkan oleh Harto Yuwono di Arsip Nasional RI dan oleh saya sendiri di Nationaal Archief di Den Haag Belanda. Pengalaman lapangan sangat penting untuk membantu kami berimajinasi tentang Kaimana di masa lalu.

Kami menyadari, pada masyarakat tradisional “sejarah” itu salah satu sumber kekuasaan terpenting. Oleh karena itu sejarah kebanyakan telah menjadi mitos yang diolah dari imajinasi dan kepentingan kontemporer klen atau kelompok masyarakat masing-masing, khususnya para tua-tua adat atau pemimpin yang dominan. Oleh karena itu sejarah sering dikategorikan sebagai tabu untuk diceritakan secara terbuka dan diketahui oleh segelintir orang-tua saja. Sulit bagi orang luar untuk mendapatkannya begitu saja.

“Sejarah” itu bisa digunakan sebagai alat untuk menentukan siapa penduduk asli dan siapa pendatang. Sejarah dapat digunakan untuk melegitimasi siapa yang berhak atas suatu wilayah tertentu. Sejarah pula yang digunakan sebagai dasar bagi suatu kelompok atas hak untuk membuat sasi laut dan menentukan kapan akan diakhiri. Sebaliknya sejarah dapat pula digunakan untuk menyangkal hak-hak kelompok yang dominan atau yang didominasi. Sejarah juga bisa menjadi alat untuk memusuhi dan membalas dendam atas kejadian di masa lampau.

Dengan menyadari sisi-sisi politis sejarah yang disebutkan di atas, Tim LIPI akan mencoba menyusunnya dengan hati-hati dan se-independen mungkin. Sejarah yang sedang dikerjakan ini diusahakan dibuat dengan mengikuti kaidah metodologis dan historiografi yang baku. Yang terpenting, setiap anggota Tim harus berani menulis sejarah ini dengan jujur dan siap untuk bertanggungjawab secara akademis jika analisis yang dibuatnya disanggah atau ditentang oleh para “pemilik sejarah”.

Saya membayangkan sejarah Kaimana yang mendalam itu seperti piring besar kuno yang indah, gong, lela, dan lain-lain yang sudah tersembunyi dan berkubang dengan lumpur Arguni yang pekat. Kita harus siap bermandi lumpur dan terik panas, mengorek dan membongkar lumpur, untuk menemukan harta sejarah itu. Dengan itu mungkin kita bisa menemukan kembali dan mengerti arti lela, gong, atau piring besar yang sudah terkubur dan terlupakan itu.

Kepada semua pihak yang telah membantu Tim Sejarah Kaimana, terutama Drs. Muhammad Saleh Inan, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana dan staff, tokoh-tokoh masyarakat yang telah berbagi cerita kepada kami, dan pihak-pihak lainnya yang tidak sempat kami sebutkan namanya satu persatu, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta Medio Desember 2009
Koordinator Tim Sejarah Kaimana,


Dr. Muridan S. Widjojo

Sambutan atas Laporan Penelitian Sejarah Kaimana Tahap I


SAMBUTAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KABUPATEN KAIMANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya Tim Sejarah Kaimana dapat menyelesaikan Tahap I Penelitian Sejarah Kaimana tahun 2008.
Perubahan yang radikal terhadap aspek sosial ekonomi dan politik masyarakat di Kaimana, telah menyebabkan terkikisnya masayarakat di daerah ini dari akar sejarah dan budayanya. Kondisi ini terus diperburuk dengan hilangnya catatan-catatan tentang sejarah budaya yang merupakan identitas atau jati diri mereka. Tantangan ke depan adalah apakah generesi penerus kita akan dapat mengenal identitas kultural mereka?

Saya menyambut baik hasil yang telah diperoleh pada Tahap I Penelitian Sejarah Kaimana yang dilakuakn oleh Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Jakarta. Penelitian ini tentu akan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan daerah Kaimana. Saya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi semacam “buku putih” atau menjadi sumber rujukan sejarah masyarat Kaimana dalam berbagai aspek kehidupan. Saya juga berharap hasil penelitian ini kiranya tidak menjadi alat bagi kelompok-kelompok masyarakat untuk saling menghakimi tetapi lebih diharapkan hasil penelitian ini akan menjadi alat untuk menerima fakta sejarah dan kenyataan masa lalu serta mengambil hikmah atau semangatnya bagi membangaun generasi Kaimana yang lebih solid dan bermartabat di masa yang akan datang.


Oleh karena itu, mari kita berikan dukungan yang baik kepada Tim LIPI agar dapat menyelesaikan penelitian ini secara obyektif dan ilkmiah. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu Tim Sejarah Kaimana dalam upaya merajut “benang-benang” sejarah Kaimana dalam konteks perkembangan masyarakat Papua dan bangsa Indonesia, atas nama pribadi maupun jabatan, saya ucapkan terima kasih.

Semoga Allah SWT selalu menolong kita dalam segala tugas kita.

Wassalam,

Kaimana, Desember 2009

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Kaimana,



Drs. MUH. SALEH INAN
Eco-tourism Blogs - BlogCatalog Blog Directory