Selasa, Juni 29, 2010

Pesona Danau Siviki

Bagi anda yang pernah ke Kaimana, Papua Barat, mungkin pernah mendengar nama Danau Siviki? Danau Siviki adalah sebuah danau di Teluk Arguni yang dapat diakses langsung lewat laut. Danau Siviki terletak di Kampung Urisa, bagian Tenggara ibukota distrik/kecamatan Arguni Bawah. Danau ini belum banyak mendapat publikasi karena juga belum dieksplorasi secara serius. Menurut cerita orang-orang di Kampung Urisa, justeru orang-orang Belanda yang sering ke Danau Siviki membawa kapal kecil dan perahu dan bermalam di sana hingga beberapa hari. Baru Tahun 2010 yang lalu, ada satu Tim Explorasi dari Perancis yang terdiri dari beberapa ahli antara lain, ahli geologi, arkeologi, ahli pre-historics, dan juga ahli perikanan pernah melakukan eksplorasi di Danau Siviki dan menemukan gua besar yang diduga di dalamnya ada kehidupan, hanya saja peralatan mereka untuk memasuki gua terbatas, terutama tali yang tidak panjang untuk masuk ke dalam dasar gua yang ditumbuhi pohon dengan ketinggian mencapai mulut gua. Mereka juga menemukan beberapa artefak di gua, bahkan sempat melakukan penggalian dan menemukan fosil manusia yang berwarna kekuning-kuningan. Yang cukup menarik dalam ekspedisi ini adalah mereka menemukan ikan tanpa mata di hulu sungai yang mengalir ke danau tersebut.

Danau Siviki dapat dicapai melalui kota Kaimana dengan longboat atau speedboat. Perjalanan dengan longboat dapat ditempuh dengan waktu sekitar 3 hingga 3,5 jam perjalanan, sedangkan jika menggunakan speedboat, akan lebih cepat mencapai danau atau sekitar 1,5 hingga 2 jam. Sebelum masuk ke Danau akan dijumpai Kampung Urisa di mana kita dapat menyaksikan penduduk lokal memancing kepiting dengan cara mereka sendiri.Secara Etika kita harus mampir ke kampung tersebut dan memberitahu Kepala Kampung atau orang-orang tua di kampung tersebut sebelum ke Danau, dan biasanya ada guide lokal yang diikutkan bersama kita. Perjalanan dari Kampung Urisa ke danau akan melalui sungai Urisa hingga tembus ke Danau Siviki. Sebaiknya Perjalanan ke Danau dimulai pagi sebelum matahari terbit agar kita dapat menyaksikan dari danau matahari terbit dari balik Gunung Fudi. Seiring dengan terbitnya matahari, anda juga akan menikmati kicauan burung-burung khas Papua seperti Rangon, Kakatua Putih, Cenderawasih, dll. Dari balik Gunung Fudi yang menancap sampai ke dasar danau, matahari bersinar menembus pepohonan rindang hingga menghunjam ke atas air danau, di beberapa sisi danau bunga-bunga teratai terhampar bak permadani dihiasi kawanan burung bangau dan beberapa jenis burung kecil berparuh merah yang berganti-ganti warna jambulnya, sedang di sisi belakang bunga teratai, pohon bakau dan nipah berderet bagaikan pagar yang tertata rapi, lukisan ini akan terasa lebih sempurna ditambah gugusan pohon-pohon rindang hutan hujan tropis yang mengelilingi danau bak sebuah wallpaper yang sempurna. Anda mungkin akan bertanya jenis air apakah air danau ini karena disisi lain ada hutang bakau yang menandakan air asin atau payau, sedang di sisi lain ada bunga teratai yang menandakan air tawar, tetapi itulah fenomena alam yang menjadi daya tariknya. Jika anda ingin mancing, pilihan ini akan menjadi aktivitas tersendiri yang menarik sambil memanti matahari terbit tinggi dari balik Gunung Fudi atau bagi anda yang senang menonton burung, aktivitas ini dapat dilakukan di tepi danau hingga menjelang siang. Sehabis aktivitas di danau, anda dapat pula menyusuri sisi sungai yang lain dengan longboat. Di sini anda akan disuguhi pemandangan di sisi kiri nipah, bakau dan teratai, sedang di sisi kanan tebing-tebing batu putih dan beberapa gua yang menarik, diantaranya gua yang dapat diakses langsung dengan perahu ke dalamnya,tapi jangan lupa membawa penerang/senter karena sangat gelap dan banyak burung yang dapat membahayakan anda. Di dalam gua ini, kelihatan air mendidih dari bawah ke atas. Diperkirakan gua yang masuk ke dalam danau ini adalah lubang dari kawah gunung berapi (Gunung Genova)yang dulunya aktif. Menurut kisah masyarakat di Kampung Urisa, pernah terjadi seorang nelayan asal kampung tersebut menikam ikan bubara (GT) dengan menggunakan penikam (kalawai), ikan tersebut berenang dengan penikan tersebut masuk dalam gua tersebut, beberapa hari kemudian, orang-orang di Kampung Wanoma, kampung di balik Gunung Genova menemukan ikan dengan penikam tersebut. Hal yang mustahil jika ikan tersebut dapat mengembara sejauh itu. Perlu diketahui pula bahwa di depan Kampung Wanoma, tepat di sisi sebelah timur Gunung Genova terdapat pula lubang besar yang juga masuk ke dalam laut dimana di dalamnya mengalir air belerang. Hal ini makin menguatkan dugaan bahwa Gunung Genova dulunya adalah gunung api yang aktif namun karena laharnya mengalir ke dalam lubang tersebut sehingga statusnya kini bukan sebagai gunung api. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang tempat ini. Di Danau ini juga terkenal dengan buayanya, bagi anda yang suka petualang, Danau Siviki dapat menjadi salah satu destinasi anda.

Selasa, Juni 22, 2010

Kaimana Berbenah Diri Membangun Pariwisata



Telah lama sejak Kabupaten Kaimana terbentuk --- atau paling tidak sejak adanya pelimpahan urusan pariwisata pada Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana --- pembangunan pariwisata hanya dilakukan secara parsial tanpa arah dan keterpaduan dengan sektor pendukung lainnya. Katakanlah misalnya proyek pembangunan Obyek Wisata Tirta Kali Air Tiba, dilakukan tanpa koordinasi dengan PU tentang rencana pembangunan jembatan Air Tiba dan juga ketinggian air pasang dan surut, atau paling tidak informasi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah harus diketahui sehingga dapat disesuaikan pembangunannya. Masih banyak lagi kasus serupa, misalnya Proyek Kali Moman, Proyek Pantai Air Merah yang dibangun Pemerintah Distrik Kaimana, dan lainnya. Semua ini menunjukkan tidak adanya perencanaan pembangunan pariwisata yang baik. Dampaknya adalah, walaupun anggaran yang digunakan sudah cukup besar, namun pembangunan pariwisata belum menemukan hasil, paling tidak hasil yang dapat dinikmati oleh wisatawan lokal Kaimana.

Menyadari akan hal tersebut, mulai tahun ini,Pemerintah Kabupaten Kaimana mulai mencoba untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah setelah adanya Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana. Penyusunan RIPPDA yang bekerjasama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM ini dimaksudkan agar dapat menjadi acuan pembangunan pariwisata, termasuk di dalamnya adalah pembagian kawasan strategis pariwisata, pengaturan keterlibatan sektor lain, dan analisis segmen pasar serta metode promosi. Keluaran akhir dari RIPPDA ini adalah draft akademis PERDA yang selanjutnya melalui mekanisme legislatif akan ditetapkan sebagai Peraturan Daerah.

Tetapi, RIPPDA saja belum final karena hanya bersifat umum. Kita masih harus menyusun RIPOW (Rencana Induk Pengembangan Obyek Wisata) yang mengarahkan obyek wisata unggulan untuk dikembangkan sesuai dengan daya tariknya dan kesesuaiannya dengan segmen pasar. Nah, untuk ini kita belum berharap banyak tentang segmen pasar Wisman tetapi sasarannya masih pada wisatawan lokal dalam kota, paling tidak ada sebuah obyek wisata yang representatif dan menjadi pusat hiburan masyarakat kota Kaimana dan sekitarnya pada hari-hari libur, karena hiburan juga merupakan kebutuhan dan salah satu unsur kesejahteraan masyarakat. Kalau itu sudah tercapai barulah kita berpikir untuk orang lain. Langkah selanjutnya setelah menyusun RIPOW adalah menyusun DED (Detail Engineering Design) atau Rencana Tapak Kawasan. Langkah terakhir yang dilakukan setelah DED adalah penyusunan Rencana Teknis yang terdiri dari Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Rencana Anggaran Biaya.

Dengan memperhatikan mekanisme perencanaan pariwisata sebagaimana tersebut di atas, nampaknya kita membutuhkan waktu paling tidak 2 (dua) tahun lagi untuk menyelesaiakn seluruh dokumen perencanaan sebelum membangun obyek-obyek yang strategis dan prioritas. Apakah tidak terlalu lama? Tentu tidak karena sambil jalan, beberapa obyek yang sudah ditetapkan dalam satu kawasan pariwisata sudah dapat didesain dan dibangun. Ini akan lebih baik daripada kita menghambur banyak uang dalam pembangunan pariwisata yang tidak terarah. Sebagai contoh, kami sampaikan bahwa sejak tahun 2006 hingga tahun 2010, kita telah menghabiskan uang sekitar Rp. 7,2 Milyard untuk membangun sektor kebudayaan dan pariwisata, namun sampai dengan hari ini kalau kita tanya pada masyarakat Kaimana "Apa yang telah kita peroleh? jawabannya sudah pasti "belum ada yang kita peroleh". Ini tantangan bagi pimpinan dan segenap pegawai Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kaimana. Ayo bekerja untuk negerimu***

(Keterangan:(kiri)Danau Siviki di Teluk Arguni, (kanan) Gua alam dalam danau (Danau Siviki) yang dapat dimasuki dengan longboat dan sejenisnya. Gua ini belum dieksplorasi. Foto oleh Jafar Werfete)
Eco-tourism Blogs - BlogCatalog Blog Directory